Hidup itu hanya sekali!!!

Sabtu, 04 Desember 2010

Akui Palestina Merdeka, AS Kecam Brasil

Washington -  AS mengklaim sebagai negara yang menjunjung kebebasan, namun nampak jelas keengganan AS untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Parlemen Amerika Serikat, Sabtu (4/12) mengecam keras Brasil yang kemarin memutuskan untuk mengakui negara Palestina dengan luas wilayah yang sama seperti sebelum Israel merebut Tepi Barat dan Gaza pada 1967.

"Keputusan Brazil sangat disesalkan dan hanya akan merusak perdamaian serta keamanan di Timur Tengah," kata anggota Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS dari Partai Republik, Ileana Ros-Lehtinen.

Ros-Lehtinen yang akan bertindak sebagai panel pada bulan Januari itu mengatakan, negara yang bertanggung jawab akan menunggu sebelum melakukan langkah tersebut, setidaknya hingga Palestina memulai pembicaraan langsung dengan Israel dan mengakui keberadaan negara Yahudi tersebut.

Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, Jumat (3/12), mengumumkan keputusan tersebut dalam suratnya kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas dan merilisnya di laman internet Kementerian Luar Negeri Brazil.

Komunitas internasional mendukung tuntutan Palestina bagi sebuah negara yang mencakup sebagian besar Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur, semua wilayah tersebut diduduki Israel lewat Perang Enam Hari pada 1967.

Namun, AS dan sebagian besar pemerintah Barat telah menunda pengakuan Palestina sebagai negara, dengan mengatakan bahwa mereka akan mengakui proses tersebut melalui proses perundingan perdamaian dengan Israel.

Keputusan Brazil juga menyulut emosi anggota Partai Demokrat AS, Eliot Engel, yang mengatakan bahwa keputusan tersebut adalah sesat serta mencerminkan kebijakan luar negeri terakhir Lula yang sebelumnya sudah keluar jalur.

Engel mengaitkan keputusan tersebut dengan "kemesraannya" dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan mengingatkan bahwa Brazil tengah membangun kekuatan dunia, namun melalui keputusan yang salah dengan langkah itu.

Lula akan mundur sebulan lagi dan akan menyerahkan jabatan presiden kepada Dilma Roussef, mantan pemimpin kabinetnya.

"Brazil mengirimkan pesan kepada Palestina bahwa mereka tidak harus mengikuti proses perdamaian untuk mendapat pengakuan sebagai negara berdaulat," kata Engel, yang merupakan Ketua Bersama Kongres AS-Brazil.

Namun ia tetap menyatakan dukungannya terhadap Brazil sebagai negara demokrasi yang suatu hari nanti akan mengambil tempat sebagai salah satu pemimpin dunia.(*/dar)



sumber : wartanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar