>> MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA)
Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia… Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.
>> Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936.)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”
Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan”
“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini.
“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.
Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”
>> MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKIN G OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)
Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri.
Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah m erubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa… Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?”
>> Lamar tine, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu.
Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut -hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”
>> K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”
Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad s ang Nabi, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu,
Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan.
Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.
>> PROF. (SNOUCK) HURGRONJE
Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa.
Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan: menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral. Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan.
>> THOMAS CARLYLE in his HEROES AND HEROWORSHIP
Betapa menakjubkan seorang manusia sendirian dapat mengubah suku-suku yang saling berperang dan kaum nomaden (Baduy) menjadi sebuah bangsa yang paling maju dan paling berperadaban hanya dalam waktu kurang dari dua dekade.
“Kebohongan yang dipropagandakan kaum Barat yang diselimutkan kepada orang ini (Muhammad) hanyalah mempermalukan diri kita sendiri. “Sesosok jiwa besar yang tenang, seorang yang mau tidak mau harus dijunjung tinggi. Dia diciptakan untuk menerangi dunia, begitulah perintah Sang Pencipta Dunia.
>> EDWARD GIBBON and SIMON OCKLEY speaking on the profession of ISLAM
Saya percaya bahwa Tuhan adalah tunggal dan Muhammad adalah pesuruh-Nya adalah pengakuan kebenaran Islam yang simpel dan seragam. Tuhan tidak pernah dihinakan dengan pujaan-pujaan kemakhlukan; penghormatan terhadap Sang Nabi tidak pernah berubah menjadi pengkultusan berlebihan; dan prinsip-prinsip hidupnya telah memberinya penghormatan dari pengikutnya dalam batas-batas akal dan agama (HISTORY OF THE SARACEN EMPIRES, London, 1870, p. 54).
Muhammad tidak lebih dari seorang manusia biasa. Tapi ia adalah manusia dengan tugas mulia untuk menyatukan manusia dalam pengabdian terhadap satu dan hanya satu Tuhan serta untuk mengajarkan hidup yang jujur dan lurus sesuai perintah Tuhan. Dia selalu menggambarkan dirinya sebagai ‘hamba dan pesuruh Tuhan dan demikianlah juga setiap
(Raka Rendra)
http://media-itsar-bandung.blogspot.com/2010/06/raka-rendragraha-abiasa-apa-kata-mereka.html
Jumat, 19 November 2010
Ghozwul fikri [ perang pemikiran ]
Seorang wanita berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya.
Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.
Sang guru berkata, ” Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah ” Kapur”!, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus”!. Murid-muridnya pun mengangguk tanda mengerti dan kemudian mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat tangan antara kiri dan kanan, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian, sang guru kembali berkata, ” Baik, sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah, “Kapur!”. Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, namun tentu saja murid-muridnya kerepotan dan kelabakan dan sangat sulit untuk merubahnya.
Tapi, lambat laun mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi terasa sulit. Selang beberapa saat permainan terhenti. Sang guru tersenyum pada murid-muridnya.
” Anak-anak, begitulah kondisi kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, dan bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena terus menerus disosialisasikan melalui pelbagai cara yang menarik, akhirnya lambat laun kalian akan terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak akan pernah berhenti membalik nilai.
“Pacaran tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialis, hedonis dan permisif menjadi gaya hidup pilihan, dan sebagainya…”
— Yap, kita lihat dua fenomena sekarang. Ramai diberitakan seorang ustadz terkenal berpoligami dan di saat yang sama ramai pula diperbincangkan seorang anggota dewan yang terhormat terlibat kasus perzinahan dan perselingkuhan. Coba bertanyalah pada diri sendiri, mana yang mengundang reaksi lebih keras ? masyaAllah, tidak dapat disangkal bahwa seorang ustadz yang nyata-nyata menggunakan cara yang halal dan sah untuk berpoligami lebih hebat reaksinya. Bandingkan dengan kasus anggota DPR, hanya beberapa kelompok umat yang dengan dada teriris dan hati pilu menyaksikan kebobrokan mental tersebut. Bahkan sebagian lainnya menganggap, kasus itu sudah biasa dan lazom terjadi dalam dunia politik. Astaghfirullah. Sungguh sangat memprihatinkan menyaksikan dua fakta yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Hukum Allah dihujat sementara jalan-jalan setan semakin mendapat tempat dan bebas melenggang…belum lagi hampir setiap hari masyarakat di nina bobokan dengan sajian informasi infotainment yang sarat dengan ghibah dan sinetron yang penuh dengan budaya permisif, hedonis dan materialis. Jika demikian akan dikemanakan generasi muda kita ? —
Kemudian sang guru berkata, ” Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa kita sadari, kalian semua sedikit demi sedikit menerimanya. “
” Baik, sekarang permainan kedua…” ia melanjutkan. Bu Guru punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet ? ” Wah, cukup sulit nih, pikir para murid. Mereka berpikir keras. Ada yang punya alternatif jawaban dengan menggunakan tongkat, dll.
Akhirnya sang guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. Kemudian ia menjelaskan,
” Anak-anak, begitulah kondisi umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan, karena tentu kalian akan menolaknya dengan mentah-mentah. Seorang preman pun tidak akan rela jika Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan ke pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”
” Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu, satu per satu dipindahkan, baru kemudian rumah dihancurkan…”
Yap, begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam dengan terang-terangan, tapi secara perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup, tingkah laku, model pakaian, dsb, sehingga meskipun kalian muslim tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka inginkan…
Itulah fenomena Ghozwul Fikri ( perang pemikiran ) yang terus berlangsung hingga saat ini. Inilah yang dijalankan musuh-musuh Islam…
– Subhanallah, jelas sekali tampak perang pemikiran itu berlangsung hingga detik ini. Bahkan pertarungan itupun sudah merambah hingga ke sendi-sendi mendasar kehidupan sosial institusi masyarakat kita. Dari mulai yang terkecil yakni keluarga hingga ke tatanan negara. —
sumbernya di sini
Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus.
Sang guru berkata, ” Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah ” Kapur”!, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus”!. Murid-muridnya pun mengangguk tanda mengerti dan kemudian mengikuti. Sang guru berganti-gantian mengangkat tangan antara kiri dan kanan, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian, sang guru kembali berkata, ” Baik, sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah, “Kapur!”. Dan dijalankanlah adegan seperti tadi, namun tentu saja murid-muridnya kerepotan dan kelabakan dan sangat sulit untuk merubahnya.
Tapi, lambat laun mereka bisa beradaptasi dan tidak lagi terasa sulit. Selang beberapa saat permainan terhenti. Sang guru tersenyum pada murid-muridnya.
” Anak-anak, begitulah kondisi kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, dan bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu, dari yang haq menjadi bathil dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita untuk menerima hal tersebut, tapi karena terus menerus disosialisasikan melalui pelbagai cara yang menarik, akhirnya lambat laun kalian akan terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak akan pernah berhenti membalik nilai.
“Pacaran tidak lagi dianggap sesuatu yang tabu, selingkuh dan zinah tidak lagi jadi persoalan, pakaian mini menjadi hal yang lumrah, sex before married menjadi suatu hiburan, materialis, hedonis dan permisif menjadi gaya hidup pilihan, dan sebagainya…”
— Yap, kita lihat dua fenomena sekarang. Ramai diberitakan seorang ustadz terkenal berpoligami dan di saat yang sama ramai pula diperbincangkan seorang anggota dewan yang terhormat terlibat kasus perzinahan dan perselingkuhan. Coba bertanyalah pada diri sendiri, mana yang mengundang reaksi lebih keras ? masyaAllah, tidak dapat disangkal bahwa seorang ustadz yang nyata-nyata menggunakan cara yang halal dan sah untuk berpoligami lebih hebat reaksinya. Bandingkan dengan kasus anggota DPR, hanya beberapa kelompok umat yang dengan dada teriris dan hati pilu menyaksikan kebobrokan mental tersebut. Bahkan sebagian lainnya menganggap, kasus itu sudah biasa dan lazom terjadi dalam dunia politik. Astaghfirullah. Sungguh sangat memprihatinkan menyaksikan dua fakta yang terjadi di masyarakat sekarang ini. Hukum Allah dihujat sementara jalan-jalan setan semakin mendapat tempat dan bebas melenggang…belum lagi hampir setiap hari masyarakat di nina bobokan dengan sajian informasi infotainment yang sarat dengan ghibah dan sinetron yang penuh dengan budaya permisif, hedonis dan materialis. Jika demikian akan dikemanakan generasi muda kita ? —
Kemudian sang guru berkata, ” Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa kita sadari, kalian semua sedikit demi sedikit menerimanya. “
” Baik, sekarang permainan kedua…” ia melanjutkan. Bu Guru punya Qur’an, Ibu letakkan di tengah karpet. Nah, sekarang kalian berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah tanpa menginjak karpet ? ” Wah, cukup sulit nih, pikir para murid. Mereka berpikir keras. Ada yang punya alternatif jawaban dengan menggunakan tongkat, dll.
Akhirnya sang guru memberikan jalan keluar, ia gulung karpetnya dan ia ambil Qur’annya. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. Kemudian ia menjelaskan,
” Anak-anak, begitulah kondisi umat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak kalian dengan terang-terangan, karena tentu kalian akan menolaknya dengan mentah-mentah. Seorang preman pun tidak akan rela jika Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan ke pinggir, sehingga kalian tidak sadar.”
” Jika seseorang ingin membangun rumah yang kuat, maka dibangunnyalah pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau membongkar pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, lemari disingkirkan dulu, satu per satu dipindahkan, baru kemudian rumah dihancurkan…”
Yap, begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam dengan terang-terangan, tapi secara perlahan-lahan mencopot kalian. Mulai dari perangai kalian, cara hidup, tingkah laku, model pakaian, dsb, sehingga meskipun kalian muslim tapi kalian telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka inginkan…
Itulah fenomena Ghozwul Fikri ( perang pemikiran ) yang terus berlangsung hingga saat ini. Inilah yang dijalankan musuh-musuh Islam…
– Subhanallah, jelas sekali tampak perang pemikiran itu berlangsung hingga detik ini. Bahkan pertarungan itupun sudah merambah hingga ke sendi-sendi mendasar kehidupan sosial institusi masyarakat kita. Dari mulai yang terkecil yakni keluarga hingga ke tatanan negara. —
sumbernya di sini
Hakikat Kegagalan
1. orang yang takut melangkah karena takut salah dialah orang yang gagal.
2. orang yang tidak mau mengakui kekalahan dan kesalahan, dialah orang yang gagal.
3. orang yang menyalahkan orang lain dan tidak mau mengkoreksi dirinya, dialah yang gagal.
4. orang yang gagal merencanakan, dia sedang merencanakan kegagalan.
5. orang yang gagal membangun hubungan jangka panjang dalam keluarga,pada umunya juga akan gagal membangun hubungan jangka panjang dalam hubungan bisnis,hubungan pertemanan,dsb.
6. kegagalan adalah milik mereka yang melangkah setengah hati, tak jelas apa yang dicari.
7. kegaglan terjadi apabila terpasung oleh mitos-mitos yang menghalangi langkah, tak berani mengambil resiko, duduk manis menunggu durian runtuh.
8. kegaglan adalah hiasan akrab bagi orang yang manja, tak mau berusaha apalagi bekerja, tak punya motivasi dan percaya diri.
9. kagagalan itu milik orang yang berpikir negatif, bertindak pasif, mengalah pada keadaan, gampang menyerah dan suka mencari alasan.
10. orang gagal adalah orang yang malas mengulangi dan mencari jalan baru untuk menemukan tujuan
kegagalan adalah awal kesuksesan atau keterpurukan
(note nya luthfiah )
2. orang yang tidak mau mengakui kekalahan dan kesalahan, dialah orang yang gagal.
3. orang yang menyalahkan orang lain dan tidak mau mengkoreksi dirinya, dialah yang gagal.
4. orang yang gagal merencanakan, dia sedang merencanakan kegagalan.
5. orang yang gagal membangun hubungan jangka panjang dalam keluarga,pada umunya juga akan gagal membangun hubungan jangka panjang dalam hubungan bisnis,hubungan pertemanan,dsb.
6. kegagalan adalah milik mereka yang melangkah setengah hati, tak jelas apa yang dicari.
7. kegaglan terjadi apabila terpasung oleh mitos-mitos yang menghalangi langkah, tak berani mengambil resiko, duduk manis menunggu durian runtuh.
8. kegaglan adalah hiasan akrab bagi orang yang manja, tak mau berusaha apalagi bekerja, tak punya motivasi dan percaya diri.
9. kagagalan itu milik orang yang berpikir negatif, bertindak pasif, mengalah pada keadaan, gampang menyerah dan suka mencari alasan.
10. orang gagal adalah orang yang malas mengulangi dan mencari jalan baru untuk menemukan tujuan
kegagalan adalah awal kesuksesan atau keterpurukan
(note nya luthfiah )
Rabu, 17 November 2010
Ikan Remora
Tak banyak penghuni laut yang bisa sebebas ikan remora. Kemana pun remora pergi, ia selalu merasa aman. Jangankan ikan sedang seukuran dirinya, ikan besar pun tidak akan berani mendekat.
Itu bukan karena remora besar dan gagah. Bukan juga karena ikan yang hampir seukuran tenggiri ini punya racun yang mematikan. Jawabannya sederhana, remora selalu bersama pemangsa paling ditakuti seisi penghuni laut, hiu. Kemana pun hiu pergi, seperti apa pun hiu bertingkah, di situlah dan begitulah keadaan remora.
Suatu kali, remora tampak mendekati seekor penyu tua yang asyik memandangi kesibukan bawah laut. ”Hai Pak Tua! Kenapa kamu tidak berenang menikmati hangatnya laut siang? Takut, ya?” ucap remora agak menyombongkan diri.
Sang penyu tua menoleh ke arah remora, kemudian ia tersenyum. ”Aku tidak takut, remora. Aku justru sedang menikmati keindahan laut dengan caraku yang seperti ini?” jawab si penyu tua. ”Apa kamu mau bergabung denganku?” tambah sang penyu kemudian.
”Ah, dasar penyu tua! Mana sempat aku bersamamu, aku harus selalu bersama bosku, kemana pun dia pergi. Di situ aku bisa dapat keamanan, dan dengan begitu pula aku bisa dapat makanan,” jawab remora mulai agak bergegas.
”Tunggu dulu remora. Dalam hatimu yang paling dalam, apa kamu tidak merasa bersalah selalu bersama makhluk pembunuh paling ganas di lingkungan kita?” ucap sang penyu tua, agak serius.
”Ah, Pak Tua. Kalau kita ingin tetap hidup, lupakan yang namanya damai dan kejam,” jelas remora ringan. Dan remora pun mulai pergi menuju arah sang hiu.
”Hai remora!” teriak sang penyu tua ke arah remora. ”Satu hal yang kamu lupa!” ucap sang penyu tua.
Penasaran dengan apa yang diucapkan si penyu tua, remora pun berenang mendekat ke arah penyu tua, ”Apa, Pak Tua?”
”Satu hal yang kamu lupa, apa kamu juga akan ikut mati, kalau bosmu mati?” ucap sang penyu tua memberikan isyarat agar tak perlu dijawab.
**
Dalam dunia persaingan, baik individu maupun organisasi, ada orang atau pihak yang mengambil strategi berada di bawah bayang-bayang yang besar, kuat, dan ditakuti.
Dari segi ongkos tenaga dan biaya, orang atau pihak ini merasa tak perlu mengeluarkan banyak hal, tapi bisa meraih berbagai hal: keamanan, gengsi, dan sejumlah makanan, walaupun sisa.
Yang harus ia lakukan sangat sederhana: selalu mengikuti kemana pun sang bos pergi, dan bertingkah sebagaimana bos bertingkah, tanpa perduli apa kata nilai dan nurani.
Namun, kadang mereka lupa. Bahwa, dengan mengambil langkah itu, ia tidak akan pernah lebih besar dari sang bos. Dan seperti yang diucapkan penyu tua kepada remora, bagaimana jika sang bos tidak bisa lagi diikuti untuk selamanya? (muhammadnuh@eramuslim.com)
Sumber : http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/remora.htm
Itu bukan karena remora besar dan gagah. Bukan juga karena ikan yang hampir seukuran tenggiri ini punya racun yang mematikan. Jawabannya sederhana, remora selalu bersama pemangsa paling ditakuti seisi penghuni laut, hiu. Kemana pun hiu pergi, seperti apa pun hiu bertingkah, di situlah dan begitulah keadaan remora.
Suatu kali, remora tampak mendekati seekor penyu tua yang asyik memandangi kesibukan bawah laut. ”Hai Pak Tua! Kenapa kamu tidak berenang menikmati hangatnya laut siang? Takut, ya?” ucap remora agak menyombongkan diri.
Sang penyu tua menoleh ke arah remora, kemudian ia tersenyum. ”Aku tidak takut, remora. Aku justru sedang menikmati keindahan laut dengan caraku yang seperti ini?” jawab si penyu tua. ”Apa kamu mau bergabung denganku?” tambah sang penyu kemudian.
”Ah, dasar penyu tua! Mana sempat aku bersamamu, aku harus selalu bersama bosku, kemana pun dia pergi. Di situ aku bisa dapat keamanan, dan dengan begitu pula aku bisa dapat makanan,” jawab remora mulai agak bergegas.
”Tunggu dulu remora. Dalam hatimu yang paling dalam, apa kamu tidak merasa bersalah selalu bersama makhluk pembunuh paling ganas di lingkungan kita?” ucap sang penyu tua, agak serius.
”Ah, Pak Tua. Kalau kita ingin tetap hidup, lupakan yang namanya damai dan kejam,” jelas remora ringan. Dan remora pun mulai pergi menuju arah sang hiu.
”Hai remora!” teriak sang penyu tua ke arah remora. ”Satu hal yang kamu lupa!” ucap sang penyu tua.
Penasaran dengan apa yang diucapkan si penyu tua, remora pun berenang mendekat ke arah penyu tua, ”Apa, Pak Tua?”
”Satu hal yang kamu lupa, apa kamu juga akan ikut mati, kalau bosmu mati?” ucap sang penyu tua memberikan isyarat agar tak perlu dijawab.
**
Dalam dunia persaingan, baik individu maupun organisasi, ada orang atau pihak yang mengambil strategi berada di bawah bayang-bayang yang besar, kuat, dan ditakuti.
Dari segi ongkos tenaga dan biaya, orang atau pihak ini merasa tak perlu mengeluarkan banyak hal, tapi bisa meraih berbagai hal: keamanan, gengsi, dan sejumlah makanan, walaupun sisa.
Yang harus ia lakukan sangat sederhana: selalu mengikuti kemana pun sang bos pergi, dan bertingkah sebagaimana bos bertingkah, tanpa perduli apa kata nilai dan nurani.
Namun, kadang mereka lupa. Bahwa, dengan mengambil langkah itu, ia tidak akan pernah lebih besar dari sang bos. Dan seperti yang diucapkan penyu tua kepada remora, bagaimana jika sang bos tidak bisa lagi diikuti untuk selamanya? (muhammadnuh@eramuslim.com)
Sumber : http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/remora.htm
Langganan:
Postingan (Atom)